Pameran Batik Semarakkan Piala Dunia Qatar 2022
Qatar, Dekannews - KBRI Doha berpartisipasi dalam acara “Katara Celebrations During the World Cup 2022" yang diadakan oleh Katara Cultural Village Foundation Qatar, yang bekerja sama dengan beberapa kedutaan besar yang ada di Qatar dengan menampilkan pameran batik “The Exotic Indonesia Batik Exhibition". Acara pameran ini diadakan di Building 47 Katara pada tanggal 1 sampai 8 Desember 2022, pukul 10 pagi hingga 10 malam.
Acara ini dibuka langsung oleh Menparekraf Sandiaga Uno dalam kunjungan kerjanya ke Qatar pada Kamis, (1/12). Dalam sambutannya, Sandiaga mengatakan bahwa pemerintah Indonesia serius memperhatikan pengembangan batik di tanah air. Batik bukan hanya merupakan budaya adiluhung, namun juga memiliki efek ekonomi yang siginifikan. Turut hadir pula pada saat pembukaan tersebut Direktur Katara Cultural Village Foundation, Khalid al-Sulaiti, dan Duta Besar Indonesia untuk Qatar, Ridwan Hassan.
Duta Besar Indonesia untuk Qatar H.E. Ridwan Hassan menyampaikan kegembiraannya atas terselenggaranya pameran batik ini di Qatar.
“Ini adalah inisiatif yang dipimpin pemerintah untuk membantu industri kreatif tanah air pulih dari efek COVID-19," kata Ridwan Hasan melalui siaran resminya, Senin (12/12).
Selain menampilkan sekitar 42 lembar kain batik dari seluruh penjuru Nusantara, pameran ini juga menawarkan pengalaman mencoba batik bagi pengunjung menggunakan alat cap batik dan batik lukis. Menariknya, ada satu lembar kain batik bertemakan Piala Dunia yang dibuat khusus untuk pameran ini. Batik itu memuat tulisan "FIFA World Cup Qatar 2022" dan trofi Piala Dunia, serta dihiasi dengan berbagai aksen khas Qatar, seperti dallah atau teko ikonik di kawasan Corniche, kerang bermutiara yang menjadi ikon kawasan The Pearl, burung falcon, dan bangunan kompleks kebudayaan Katara, yang mengelilingi siluet orang-orang bermain sepak bola. Pembuatan batik tersebut diketahui menghabiskan waktu hingga 8 bulan.
Tradisi batik Indonesia telah mendarah daging pada hidup masyarakat Indonesia sejak abad kelima. Setiap pola batik punya karakteristik masing-masing, dan digunakan dalam perjalanan sakral kehidupan manusia: kelahiran, pernikahan, dan kematian. Melalui partisipasi publik masyarakat Indonesia, batik pada akhirnya dikukuhkan sebagai warisan budaya takbenda (intangible cultural heritage) pada tahun 2009. RED